Foto: Rinto Heksantoro /detikcom Purworejo - Kalau mampir ke Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah jangan lupa cicipi 'geblek'. Jajanan kuno enak dimakan hangat dengan siraman saus kacang.
Makanan khas ini sudah ada semenjak zaman nenek moyang dan hingga sekarang masih digemari warga. Sebagai kudapan di pagi atau sore hari dan sering dibawa sebagai buah tangan ke luar kota hingga luar pulau.
Nama
geblek, bagi warga masyarakat Purworejo mungkin sudah lazim. Namun bagi warga luar Purworejo akan bertanya-tanya apa itu geblek. Ya, geblek yaitu makanan khas yang terbuat dari tepung singkong atau pati kanji. Geblek bukan berarti goblok atau bodoh, sebab abjad 'e' pada kata geblek dibaca ibarat pada kata 'cengkeh'.
Rasanya yang kenyal dan gurih menciptakan ketagihan. Apalagi dinikmati dengan minuman teh panas, kopi atau wedang jahe. Meski sudah ada semenjak nenek moyang, hingga sekarang geblek masih digemari masyarakat.
Foto: Rinto Heksantoro /detikcom |
Salah satu pedagang
geblek, Sulatri (46) warga RT 01/ RW 02, Kelurahan Cangkreplor, Kecamatan Purworejo menuturkan bahwa dirinya sudah berjualan jajanan tradisional itu selama puluhan tahun. Selain melestarikan makanan khas, ia juga melanjutkan perjuangan orang bau tanah yang secara turun temurun menjadi pedagang geblek.
"Ya sudah puluhan tahun jualan geblek, dulu aku semenjak kecil juga sudah jualan bantu orang tua. Sekarang aku yang meneruskan berjualan," katanya dikala ditemui detikfood di kediamannya, Jumat (11/10/2019) pagi.
Sulastri pun membagikan kisah bagaimana cara membuat
geblek yang enak, gurih dan bikin nagih. Awalnya, tepung ketela atau singkong yang masih berair dan berbentuk bongkahan dikukus selama kurang lebih 10 menit. Sembari mengukus, bumbu-bumbu yang terdiri dari bawang putih, bawang merah dan garam secukupnya dihaluskan dengan cara diulek.
Foto: Rinto Heksantoro /detikcom |
Agar mendapat citarasa lebih gurih, kelapa parut juga disiapkan untuk dicampur dengan adonan pati kanji. Setelah selesai dikukus dan diangkat, pati kanji akan pribadi dicampur secara manual memakai tangan dalam keadaan panas dengan bumbu yang telah disediakan beserta kelapa parut.
"Jadi yang digunakan bukan tepung pati kanji yang kering, tapi yang masih basah. Kalau mau enak bikinnya ya per kilogram pati berair dicampur dengan bumbu dan parutan seperempat kelapa. Kalau mau bikin dua kilo ya bikin lagi ibarat resep awal dan seterusnya tergantung mau bikin berapa kilo," imbuh Sulastri.
Setelah pati kanji tercampur merata dengan semua bahan, maka adonan berwarna putih dan bertekstur kenyal itu pun lalu dipilin menjadi bentuk bundar panjang sebelum kesannya dibuat menjadi tiga roda atau cincin kecil yang saling berhimpitan. Geblek pun siap digoreng hingga matang.
Foto: Rinto Heksantoro /detikcom |
Tiga roda atau bulatan putih yang telah matang digoreng dan ditiriskan menciptakan siapa saja ingin segera menyantapnya. Namun jangan tergesa-gesa, geblek hangat yang telah menarik hati pengecap akan lebih nikmat disantap bila dilumuri dengan saus kacang.
Saus kacang sendiri dibuat dengan adonan bumbu ibarat bawang putih, terasi, kencur, gula merah, cabe rawit, garam dan kulit buah jeruk purut atau jeruk limau yang menciptakan saus kacang menjadi harum. Setelah bumbu halus diulek, barulah kacang tanah yang telah digoreng ikut diulek dan dihaluskan bersama bumbu-bumbu tadi. Untuk menambah kenikmatan rasa dan mengencerkan saus kacang, air rendaman asam jawa pun disiramkan ke dalam ulekan kacang halus.
"Bumbu kacang atau saus kacang yang sudah jadi lalu disiramkan di atas geblek yang masih hangat ini, sehabis itu gres dimakan, rasanya akan lebih nikmat sebab ada bumbu kacang yang cantik gurih pedes dan wangi," lanjutnya.
Foto: Rinto Heksantoro /detikcom |
Geblek buatan Sulastri yang enak dan bikin nagih ini, dijual hanya dengan harga Rp 500,' ber biji. Selain untuk dimakan sendiri, makanan khas yang melegenda ini juga dapat dijadikan buah tangan bagi siapa saja yang berkunjung ke Purworejo untuk dibawa pulang. Karena tanpa materi pengawet, geblek mentah untuk buah tangan hanya dapat bertahan selama dua atau tiga hari.
"Kalau mau dimakan di sini hangat-hangat lebih enak, atau dibawa pulang juga boleh. Tapi jikalau mau buat buah tangan yang jauh misal keluar kota lebih baik bawa yang mentah saja, nanti tinggal digoreng di rumah. Ini kan tanpa materi pengawet, jadi paling tahan hingga tiga hari. Kemarin dibawa ke Kalimantan juga ngabari masih infinit tiga hari. Misal pengin lebih usang ya dimasukkan ke dalam kulkas dapat tahan berhari-hari," tutupnya.
Simak Video "Maknyus! Perpaduan Renyahnya Geblek dan Tempe Benguk Besengek "[Gambas:Video 20detik]